yusni imoetzz
Senin, 07 Februari 2011
Selasa, 30 November 2010
perkembangan anak
Perkembangan Fisik dan Perseptual Anak Sekolah Dasar
a. Perkembangan Fisik
Anak sekolah dasar di Indonesia umumnya berada pada rentang usia sekitar 6-12 tahun. Secara fisik, anak pada usia SD memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan kondisi fisik sebelum dan sesudahnya. Karakteristik perkembangan fisik ini perlu dipelajari dan dipahami oleh para guru SD karena akan memiliki implikasi tertentu bagi penyelenggaraan pendidikan. Dalam hal ini di asumsikan bahwa aktifitas-aktifitas anak, termasuk aktifitas belajar dan aktifitas mental lainnya, akan banyak dipengaruhi oleh kondisi fisiknya. Selain itu juga diyakini bahwa pertumbuhan fisik anak dapat memberikan pengaruh terhadap perkembangan kepribadian anak secara keseluruhan.
1. Tinggi dan Berat Badan
Bila dibanding dengan pada usia dini dan masa remaja, pertumbuhan fisik anak pada usia SD cenderung lebih lambat dan relatif konsisten. Laju perkembangan seperti ini berlangsung sampai terjadinya perubahan-perubahan besar pada awal masa pubertas.
Kaki anak lazimnya menjadi lebih panjang dan tubuhnya menjadi lebih kurus. Masa dan kekuatan otot anak bertahap terus meningkat di saat semakin menurunnya kadar “lemak bayi”. Selam usia SD ini, kekuatan fisik anak meningkat dua kali lipat.
2. Proporsi dan Bentuk Tubuh
Anak SD kelas-kelas awal umumnya masih memiliki proporsi tubuh yang kurang seimbang. Kekurangan keseimbangan ini sedikit demi sedikit berkurang sampai terlihat perbedaannya ketika anak mencapai kelas 5 atau 6. Pada kelas-kelas akhir SD, lazimnya proporsi tubuh anak sudah mendekati keseimbangan.
Badan memanjang dan lebih menjadi lebih langsing, leher menjadi lebih panjang, dada semakin melebar, perut tidak buncit dan lebih langsing serta lengan dan tungkai memanjang namun kelihatannya kurus dan belum berbentuk karena otot-otot belum berkembang. Tagan dan kaki juga secara bertahap tumbuh semakin besar, walaupun hal itu terjadi dalam tempo yang agak lambat. Akhirnya sedikit demi sedikit angngota badan anak menjadi semakin kekar dan berisi, tyerutama pada saat menjelang pubertas.
3. Otak
Pertumbuhan otak dan sistem syaraf merupakan salah satu aspek terpenting dalam perkembangan individu. Dalam otak terdapat pusat-pusat syaraf yang mengendalikan perilaku individu. Bukan hanya pusat-pusat syaraf yang berhubungan dengan perilaku kognisi, melainkan pusat kesadaran emosipun, menurut Goleman (1995), juga terdapat dalam otak bagian tengah, yaitu pada sistem limbik dengan pusatnya yang disebut dengan amigdata.
Menurut Santrock dan Yussen (1992), sebagian besar pertumbuhan otak itu terjadi pada masa usia dini. Hal yang perlu dicatat bahwa kematangan otak yang dikombinasi degan pengalaman berinteraksi dengan lingkungan saat berpengaruh terhadap perkembangan kognisin anak. Dalam hal ini, diperukan rangsangan-rangsangan yang membuat otak anak itu berfungsi.
4. Keterampilan Motorik
Selama masa anak, kemampuan gerak motorik menjadi jauh lebih baik halus dan lebih terkoordinasi dari pada masa sebelumnya. Pda saat berusia sekitar 10-11 tahun, anak-anak lazimnya sudah mampu melakukan berbagai jenis kegiatan olah raga seperti; lari, mendaki, loimpat tali, beranang, bersepeda. Dalam keterampilan motorik kasar yang melibatkan aktifitas otot besar, anak laki-laki lazimnya memiliki kemampuan yang lebih baik dari pada anak-anak perempuan. Hal demikian terjadi karena jumlah sel-sel otot anak laki-laki lebih banyak pada sel-sel otot anak perempuan.
Bagi anak, aktifitas fisik sangat esensial untuk memperhalus keterampilan-keterampilan fisik mereka. Mereka perlu mendapat kesempatan yang cukup untuk melakukan berbagai aktifitas sehingga dapat menggerakkan semua bagian anggota tubuh lainnya. Karena itu, suatu prinsip praktek pendidikan yang penting bagi anak usia SD adalah bahwa mereka harus terlibat dalam kegiatan aktif dari pada pasif.
Anak usia 6 tahun dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan seperti melekatkan benda, memasang tali sepatu, dan mengancing baju. Menjelang usia 7 tahun, tangan anak dapat dipergunakan bebas dengan lebih muda dan tepat. Ukuran huruf yang ditulis anak-anak menjadi lebih kecil dan lebih sempurna. Pada usia 10-12 tahun, anak mulai menunjukkan keterampilan manipulatif yang hampir serupa dengan keterampilan orang dewasa. Dalam hal keterampilan motorik halus ini, kemampuan anak perempuan biasanya lebih baik dari pada kemampuan anak laki-laki.
a. Perkembangan Fisik
Anak sekolah dasar di Indonesia umumnya berada pada rentang usia sekitar 6-12 tahun. Secara fisik, anak pada usia SD memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan kondisi fisik sebelum dan sesudahnya. Karakteristik perkembangan fisik ini perlu dipelajari dan dipahami oleh para guru SD karena akan memiliki implikasi tertentu bagi penyelenggaraan pendidikan. Dalam hal ini di asumsikan bahwa aktifitas-aktifitas anak, termasuk aktifitas belajar dan aktifitas mental lainnya, akan banyak dipengaruhi oleh kondisi fisiknya. Selain itu juga diyakini bahwa pertumbuhan fisik anak dapat memberikan pengaruh terhadap perkembangan kepribadian anak secara keseluruhan.
1. Tinggi dan Berat Badan
Bila dibanding dengan pada usia dini dan masa remaja, pertumbuhan fisik anak pada usia SD cenderung lebih lambat dan relatif konsisten. Laju perkembangan seperti ini berlangsung sampai terjadinya perubahan-perubahan besar pada awal masa pubertas.
Kaki anak lazimnya menjadi lebih panjang dan tubuhnya menjadi lebih kurus. Masa dan kekuatan otot anak bertahap terus meningkat di saat semakin menurunnya kadar “lemak bayi”. Selam usia SD ini, kekuatan fisik anak meningkat dua kali lipat.
2. Proporsi dan Bentuk Tubuh
Anak SD kelas-kelas awal umumnya masih memiliki proporsi tubuh yang kurang seimbang. Kekurangan keseimbangan ini sedikit demi sedikit berkurang sampai terlihat perbedaannya ketika anak mencapai kelas 5 atau 6. Pada kelas-kelas akhir SD, lazimnya proporsi tubuh anak sudah mendekati keseimbangan.
Badan memanjang dan lebih menjadi lebih langsing, leher menjadi lebih panjang, dada semakin melebar, perut tidak buncit dan lebih langsing serta lengan dan tungkai memanjang namun kelihatannya kurus dan belum berbentuk karena otot-otot belum berkembang. Tagan dan kaki juga secara bertahap tumbuh semakin besar, walaupun hal itu terjadi dalam tempo yang agak lambat. Akhirnya sedikit demi sedikit angngota badan anak menjadi semakin kekar dan berisi, tyerutama pada saat menjelang pubertas.
3. Otak
Pertumbuhan otak dan sistem syaraf merupakan salah satu aspek terpenting dalam perkembangan individu. Dalam otak terdapat pusat-pusat syaraf yang mengendalikan perilaku individu. Bukan hanya pusat-pusat syaraf yang berhubungan dengan perilaku kognisi, melainkan pusat kesadaran emosipun, menurut Goleman (1995), juga terdapat dalam otak bagian tengah, yaitu pada sistem limbik dengan pusatnya yang disebut dengan amigdata.
Menurut Santrock dan Yussen (1992), sebagian besar pertumbuhan otak itu terjadi pada masa usia dini. Hal yang perlu dicatat bahwa kematangan otak yang dikombinasi degan pengalaman berinteraksi dengan lingkungan saat berpengaruh terhadap perkembangan kognisin anak. Dalam hal ini, diperukan rangsangan-rangsangan yang membuat otak anak itu berfungsi.
4. Keterampilan Motorik
Selama masa anak, kemampuan gerak motorik menjadi jauh lebih baik halus dan lebih terkoordinasi dari pada masa sebelumnya. Pda saat berusia sekitar 10-11 tahun, anak-anak lazimnya sudah mampu melakukan berbagai jenis kegiatan olah raga seperti; lari, mendaki, loimpat tali, beranang, bersepeda. Dalam keterampilan motorik kasar yang melibatkan aktifitas otot besar, anak laki-laki lazimnya memiliki kemampuan yang lebih baik dari pada anak-anak perempuan. Hal demikian terjadi karena jumlah sel-sel otot anak laki-laki lebih banyak pada sel-sel otot anak perempuan.
Bagi anak, aktifitas fisik sangat esensial untuk memperhalus keterampilan-keterampilan fisik mereka. Mereka perlu mendapat kesempatan yang cukup untuk melakukan berbagai aktifitas sehingga dapat menggerakkan semua bagian anggota tubuh lainnya. Karena itu, suatu prinsip praktek pendidikan yang penting bagi anak usia SD adalah bahwa mereka harus terlibat dalam kegiatan aktif dari pada pasif.
Anak usia 6 tahun dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan seperti melekatkan benda, memasang tali sepatu, dan mengancing baju. Menjelang usia 7 tahun, tangan anak dapat dipergunakan bebas dengan lebih muda dan tepat. Ukuran huruf yang ditulis anak-anak menjadi lebih kecil dan lebih sempurna. Pada usia 10-12 tahun, anak mulai menunjukkan keterampilan manipulatif yang hampir serupa dengan keterampilan orang dewasa. Dalam hal keterampilan motorik halus ini, kemampuan anak perempuan biasanya lebih baik dari pada kemampuan anak laki-laki.
Langganan:
Postingan (Atom)